Review Novel Unforgettable


Judul       : Unforgettable: Tentang Cinta yang Menunggu
Penulis    : Winna Efendi
Penerbit  : GagasMedia
Genre      : Percintaan
Tahun      : 2012
Tebal       : viii + 176 hlm
ISBN      : 979-780-541-7


Secara tidak sengaja saya menemukan Unforgettable di barisan novel di perpustakaan sekolah. Novel Unforgettable adalah novel karya Winna yang kedua yang saya baca. Sebelumnya, saya pernah membaca Melbourne, dan WOW! keren banget! Saya pernah bikin reviewnya di sini.

Novel ini berkisah tentang seorang perempuan yang gemar duduk di tepi jendela Muse -sebuah kedai wine milik abangnya- dan seorang lelaki yang selalu datang lima menit sebelum pukul sembilan malam. Takdir mempertemukan mereka di kedai wine tersebut. Sebelumnya, mereka hanya pribadi yang sibuk dengan kegiatan masing-masing. Perempuan itu yang selalu duduk sendiri di tepi jendela, menghadap laptop dan mengetik sesuatu di atas keyboardnya. Lelaki itu yang juga selalu datang sendiri, menenggak segelas wine hingga tandas setelah berdiam diri hingga pukul sebelas malam. Namun suatu kali, si lelaki mendatangi si perempuan. Dan mereka mulai mengobrol, mengenal satu sama lain dengan cara yang berbeda. Mengenal tanpa mengetahui nama masing-masing. Mengenal satu sama lain secara lebih dalam daripada orang lain di sekitar mereka. Namun, setiap ada pertemuan tentu ada perpisahan. Dan mereka berpisah setelah hati masing-masing terjerat.

Gaya berceritanya menggunakan sudut pandang orang ketiga sebagai pengamat. Cara penulis dalam merangkai setiap kata sangat rapi dan indah. Cara bertuturnya lembut dan manis. Membaca novel ini seperti membaca dongeng.

Pemilihan diksinya benar-benar menarik. Saya menemukan beberapa kosa kata baru yang belum pernah saya temui, seperti kata menghidu. Setelah saya cek di Kamus Besar Bahasa Indonesia, rupanya arti dari kata menghidu adalah menghirup bau.

Novel ini juga unik, karena menggunakan wine sebagai unsurnya. Sering saya menemukan novel yang mengambil minuman kopi atau cokelat sebagai unsurnya, namun berbeda dengan novel ini. Berkat novel ini, saya menjadi tahu ternyata jenis wine itu bermacam-macam.

Namun saya kerap bingung dengan percakapan tokoh, karena hanya diceritakan melalui sudut pandang pengamat. Beberapa kali saya terbalik memahami siapa yang mengatakan ini, siapa yang mengatakan itu.

Secara keseluruhan novel ini bagus, deh! Saya rekomendasikan buat kamu penggemar kata-kata manis.

"Ia bukannya sulit melupakan. Ia hanya tidak ingin melakukannya." (137)

Komentar

Posting Komentar

Berkatalah yang baik atau diam.

Postingan Populer