Kunjungan Pertama dan Terakhir ke Karta Pustaka

"Bapak pernah ke Karta Pustaka?" tanyaku sore itu di antara riuhnya hujan.
"Apa?" Wajah Bapak menunjukkan kebingungan. Derasnya suara tetesan air hujan rupanya menghalau kalimatku.
"Bapak pernah ke Kartaa Pustakaaa?" ulangku pelan.
"Oh. Ya pernah. Itu tongkrongan Bapak waktu SMP dulu. Deket SMP 8 itu, Jalan Jenderal Soedirman. Nek masih ada, lho."
"Masih ada, Pak. Tapi sudah pindah."
"Oh, ho'o toh? Ke mana?"
"Ke Jalan Suryodiningratan. Saya tadi ke sana, Pak."
"Suryodiningratan...? Dulu Bapak sering ke situ, baca buku, nonton film. Yaa... Zaman nggak ada hiburan dulu.."
Batin saya, kenapa Bapak tidak pernah mengajak saya ke situ?
"Tapi sekarang sudah mau tutup, Pak."
"Waahh...."
...

...
...
...
Sudah? Gitu doang?
Yaelah.

Ya sudah. Karena Bapak saya kelihatannya tidak tertarik dengan cerita saya, mending saya bercerita dengan teman-teman semua saja.

Jadi begini...

Teman-teman tahu Karta Pustaka? Yak, betul! Karta Pustaka adalah sebuah Pusat Kebudayaan Indonesia-Belanda yang bertempat di Yogyakarta. Pusat Kebudayaan Yayasan Karta Pustaka didirikan pada tahun 1967 oleh Nyonya E. Th. Simadibrata-Piontek, Pater Theodore Geldorp (Dick Hartoko, SJ.), Drs. Soepojo Padmodiputro, MA., dan Pater H. M. L. Loeff, SJ. Perpustakaan secara resmi dibuka pada 11 Maret 1968 oleh Yayasan Karta Pustaka yang bekerja sama dengan Kedutaan Besar Belanda di Jakarta. Awalnya ia dinamai Nederlandse Leeszaal. Sejak 1 Juli 2012, Karta Pustaka pindah dari Jl. Bintaran Tengah 16 Yogyakarta dan menempati kantor baru di Jl. Suryodiningratan 37B (sebelah barat LAF Gallery, seberang Hotel Brongto).

Terhitung tahun 2009, jumlah koleksi perpustakaan mencapai 9.000 judul, terutama terdiri dari buku-buku mengenai kebudayaan. Sebanyak 4873 orang telah memanfaatkan perpustakaan ini, berusia antara 19–35 tahun, kebanyakan para mahasiswa dan peneliti. Di tahun 2009 juga kembali diadakan berbagai kursus bahasa Belanda untuk komunikasi aktif, baik kelas reguler maupun les privat. Terdapat 198 peserta kursus yang terdiri dari para mahasiswa, pegawai biro perjalanan, atau orang-orang yang menikah dengan orang Belanda. Untuk Perpustakaan buka pukul 09.00-19.30 dan untuk Les bahasa Belanda tersedia pukul 09.00-16.30.

Kalian pernah berkunjung ke Karta Pustaka? Saya baru sekali berkunjung ke sana. Dan jujur saja, saya baru mengetahui bahwa ada pusat kebudayaan seperti itu dari pemberitaan di media televisi bahwa tempat itu akan ditutup. Tidak hanya untuk sekejap, semalam, lalu esok buka lagi.. Namun untuk selamanyaa..... Brace yourself. Terima kasih kepada acara berita di televisi, berkat Anda saya bisa berkunjung ke tempat itu walaupun hanya sekali.

Hari itu, saat saya melihat berita di televisi, saya kira lembaga tersebut ditutup paksa oleh pemerintah. Hati saya langsung remuk. Ingin menangis, tapi sudah kebanyakan menangis gara-gara UAS. Akhirnya setelah UAS selesai, saya mencari informasi di internet tentang penutupan Karta Pustaka.

Rupanya, menurut informasi yang saya baca, lembaga tersebut ditutup karena misi kerjasama antara Indonesia-Belanda sudah tercapai. Sesuai perjanjian, mereka harus menciptakan jalinan kerjasama Indonesia-Belanda dalam 50 tahun. Dan kini, misi dianggap sukses. Hubungan Indonesia dan Belanda sudah terjalin baik. Namun di lain pihak, ada pula yang mengatakan bahwa Karta Pustaka tidak lagi mendapatkan dana dari Kedutaan Besar Belanda. Karena Karta Pustaka adalah lembaga non-government, maka jika pemerintah memberikan bantuan dana, mereka tidak dapat menerimanya.

Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta melalui Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah (BAPD) mengakuisisi sebagian koleksi buku Karta Pustaka. Buku-buku koleksi lainnya juga telah diakuisisi oleh Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan Perpustakaan Kolese Santo Ignatius Yogyakarta. Tapi masih ada ensiklopedia dan koleksi penting lainnya. Sedangkan koleksi berupa novel, roman, dan bacaan ringan dijual kepada publik.

Saat itu saya terkejut sekali. Mengapa pihak perpustakaan kota tidak langsung mengakuisisi semua bukunya saja, daripada beberapa koleksinya tersebar di mana-mana? Sangat disayangkan sekali, kan.. Padahal sudah tentu semua buku di situ bermanfaat.. Hasil penjualan buku-buku tersebut nantinya akan digunakan untuk menggaji karyawan.

Setelah mengetahui bahwa beberapa koleksi Karta Pustaka akan dijual, saya pun gelagapan. Tenggat waktu penjualan buku hingga hari Sabtu, 6 Desember 2014, padahal hari saat saya membaca informasi tersebut hari Jumat. Saya jadi ingin sekali pergi ke Karta Pustaka. Sekedar menengok untuk pertama dan terakhir kalinya, dan mungkin juga untuk membeli salah satu koleksinya demi membantu mereka. Akhirnya saya mencari informasi mengenai lokasi Karta Pustaka dan memutuskan untuk berkunjung ke sana esok hari.

Berhubung saya ini adalah anak rumahan, saya tidak tahu Karta Pustaka itu di mana. Saya googling dan ketemu! Jalan Suryodiningratan 37 B Yogyakarta. Tapi tetap saja saya harus pakai bantuan directions dari google maps untuk ke sana. Serius. Kalian tertawa aja tidak apa-apa. Saya aja tertawa menyadari saya sendiri yang sangat amat kuthul ini, tidak mengenal daerah sendiri...

Akhirnya Sabtu siang saya berangkat. Setelah selama kurang lebih 30 menit jalan pelan-pelan berkelana membelah kota, saya akhirnya sampai juga meski kebablasan. Rasanya deg-degan euy! Kaya ketemu pacar. Deg-degan karena saya nekat, karena saya belum pernah datang ke situ, belum tahu bakal ketemu siapa, belum tahu bakal seperti apa perburuan saya..

Duh, ketutupan.

Daannn meeennn... Buku-buku itu banyak sekali!! Meski saya yakin itu sudah tinggal seperempat koleksinya. Dan masalah lain yang mengancam saya adalah: saya pergi ke situ ingin beli buku, namun bahasanya saja satupun tak saya ketahui. Mayoritas buku di sana berbahasa Belanda memang. Dan saya cuma bisa berkeringat membolak-balik setiap koleksi, mengecek sebentar di google translate, bolak-balik lagi..

Buku novel-roman di ruangan pertama.
Mayoritas buku di situ hardcover. Duh, saya senang juga sebenarnya, karena bisa memiliki koleksi buku dari Karta Pustaka. Kapan lagi kan, bisa mendapatkan buku berbahasa Belanda yang hardcover, langka, bekas milik perpustakaan beken, didapat dengan harga miring, dan aroma buku tuanya itu.. hm.. Yah, meskipun saya belum mengerti seluruh isi bukunya. Saya harus belajar dulu. Nah, saya membeli kedua buku ini. Yang pertama masih pakai ejaan lama sih. Yang kedua harus belajar ekstra, mengenal Thailand pakai bahasa Belanda, Wuih..




Lumayan untuk koleksi. Harga buku pertama Rp 7000,00 dan buku kedua Rp 18.000,00. Harga buku-buku tersebut disesuaikan dengan kondisi buku karena buku-bukunya bekas, kalau bagus ya tinggi, kalau sudah sobek sedikit ya agak rendah. Tadinya saya ingin sekalian membeli kamus. Namun harganya masih saja tidak sampai di kantong saya. 

Saya beruntung sekali bisa menyempatkan diri berkunjung ke sana di hari terakhir penjualan bukunya. Meski kunjungan saya adalah kunjungan yang pertama dan terakhir, namun saya merasa sangat amat bangga. Coba saya dulu sudah tahu tentang tempat itu, mungkin saja saya sudah mendaftar sebagai anggota perpustakaan dan belajar bahasa Belanda. Meski begitu saya tetap senang.

Semoga di masa yang akan datang akan ada lagi pusat kebudayaan seperti ini. Semoga pihak pemerintah kota bisa membantu lembaga seperti ini agar tidak macet di tengah jalan. Tentunya semua pihak yang pernah menjalin hubungan dengan Karta Pustaka merasa kehilangan. Namun kita harus tetap mengabadikannya sebagai kenangan dan sebuah pembelajaran dan melanjutkan misi-misinya untuk memajukan dunia kebudayaan menjadi lebih baik.

Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Karta_Pustaka
http://jogja.tribunnews.com/2014/12/06/sokongan-dana-distop-yayasan-karta-pustaka-ditutup/
http://www.tempo.co/read/news/2014/12/06/079626718/Karta-Pustaka-Bubar-ke-Mana-Koleksi-Bukunya

Komentar

  1. Sebenarnya bermanfaat banget tempatnya :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Banget. Saya juga baru nemuin tempat kaya gitu di Jogja, belum nemu di tempat lain :(

      Hapus
  2. sayang saya baru tahu kl ditutup , padahal kesempatan langka beli buku langka dgn harga murah

    BalasHapus

Posting Komentar

Berkatalah yang baik atau diam.

Postingan Populer