Teguh

Pagi belum juga nyata
Mentari berada di peraduannya
Bahkan rembulan malu-malu
Mengintip dari balik awan

Dirimu belum juga beranjak
Tetap bertahan dalam pendirian
Meski teracuhkan
dan hilang ditelan diam

Letihmu belum juga nampak
Betapa peluhmu membasahi raga
Namun setiamu masih juga di sana
Menanti seuntai kata

Apa pula yang kau tunggu?
Jawabnya masih juga serupa
Seperti tiga kali musim gugur yang lalu

Apa pula yang kau harapkan?
Tak bosankah pada penantian?
Hingga jatuh jua
pada lubang yang sama

Untuk apa menanti benang terurai
Lebih baik mengurai kata
Untuk kau ucapkan padaku

Komentar

Postingan Populer