Pagi!

Pagi ini aku terbangun dengan lelah.

Matahari rupanya sudah tinggi, entah dibantu siapa ia sudah mencapai puncak itu. Kokok ayam jantan sudah tak terdengar sejak beberapa waktu lalu. Mungkin ayam juga terlalu lelah menjalani rutinitasnya membangunkan umat manusia, akibat keseringan begadang demi menggulir timeline. Hanya alarm yang masih bersedia berteriak demi majikannya terjaga.

Mata belum terbuka, namun tanganku sudah meraba sisi tempat tidurku. Indraku mencari benda pipih keras yang mengaduh nyaring. Dapat. Lalu jemariku yang sudah terlatih memencet tombol di sisi benda itu agar raungannya berhenti.

Sesaat kemudian.. Mungkin beberapa menit setelahnya, akhirnya mataku membuka dengan susah payah. Suara-suara di dalam kepalaku menyuruhku untuk terlelap kembali, namun kucoba berontak.

Lalu datang kilasan-kilasan mimpi semalam.

Aku bermimpi sedang bercengkrama dengan teman-temanku. Ada sahabatku, ada juga kamu. Kamu, iya kamu. Iya, kamu yang di situ. Aku heran juga mengapa kamu bisa mampir di mimpiku. Padahal, kita hanya teman. Ehm.. Iya, kan? Tidak lebih, kan? Oke stop.

Aku heran kamu bisa mampir ke mimpi(-mimpi)ku. Padahal kita cuma teman biasa. Kita bukan sahabat. Kita tidak pernah mengobrol berdua dengan intens. Kita tidak pernah main bersama. Bahkan aku tidak pernah memperhatikan raut wajahmu dengan detail. Tapi kamu ada di mimpiku. Dengan porsi cerita yang besar di sana.

Namun seringkali, seseorang yang hadir di mimpi kita bahkan belum pernah kita temui. Aku heran. Lalu apakah orang itu nyata, atau hasil rekayasa otak semata?

Masa, sih?
Atau... Kamu memikirkanku sebelum kamu tidur? Ya, Tuhan. Aku tidak tahu harus bereaksi bagaimana. Senangkah? Untuk apa? Toh, kita hanya teman biasa. Sedihkah? Biasa saja. Toh, kehadiranmu di mimpiku tidak merugikanku.

Atau.. Kamu datang karena sejujurnya aku yang meminta? Mungkin kamu mampir karena hati kecilku berkehendak begitu? Tapi, untuk apa aku meminta. Toh, kita hanya teman, kan?

Entahlah.

Namun aku tetap harus berterima kasih padamu karena sudah meramaikan acara malamku, meski harus meninggalkan jejak ketidakpastian.

Komentar

Postingan Populer