10 November

Aku bingung
Entah bagaimana aku terjebak
Di antara hiruk pikuk perjuangan
"Panah!!" kata seorang pribumi
Kroninya maju
Panah melesat bertubi-tubi

"Schieten!" balas pria ras kaukasoid
Peluru menghunjam dada
Menelusup hingga ke jantung
Robohlah kawanan pribumi itu

"Lempar!" pribumi mendekatiku
Tombak disodorkannya padaku
Aku bergeming
Aku kan wanita,
mengapa diminta menembak?

Lalu suasana perang menghilang
Berganti tayangan
Menjadi kota metropolitan

Kutemukan diriku di gedung parlemen
Tombak masih kugenggam erat
Kulihat petinggi datang dan pergi
Bukannya menjalankan tugas negeri
Malah menguras hak wong cilik

Kulihat tikus menyelip di antara mereka
Kulemparkan tombakku sekuat tenaga
"Cit.. Cit.."
Menggelepar-gelepar
Darah membasahi raganya
Lalu kulihat muka si tikus menyerupai petinggi negara
Rasanya ingin kuinjak tepat di muka

Komentar

Postingan Populer